"... Langit masih tetap sama, ketika mata ini menerawang jauh dari celah-celah awan diatas sana. birunya tetap membalut kedamaian hati, ketikavirus-virus gundah pun mulai datang menghantui jiwa ini. Dan dari tempat yang semakn gersang ini, aku hanya terduduk manis memasang dua bola mataku tuk tetap menikmati keindahannya. Jauh pikirkupun melayang bebas tak terkira. Sejenak dan akhirnya terketuk tuk melamun jauh. Jauh hingga aku semakin tak tenang. Dan saat itu pula sekelebat kenangan indah bersamamu mulai menari-nari di pikiranku. semakin resah dan gelisah aku dibuatnya. Kini aku hanya mengatur ulang nafasku, dan kembali menariktenangku. Agar warasku tak akan lari dari poros sadarku.Hati kecilkupun mulai berbicara. *..lama, sangat lama aku tak menemuinya, tidak pula bercanda ceria dengannya ! adakah kau berpikir sama tentangku?, tentang apa yang ku pikirkan tentangmu?, adakah itu untukku?...*.
Andai saja masih mungkin untuk aku mendengar suaramu ingin sekali aku sampaikan tentang rinduk yang kini semakin dalam merasuki hatiku. Namun aku hanya mampu berandai-andai dari semua rasaku padamu. harapanku pun telah terhapus oleh waktu yang semakin jauh membawamu pergi dari hidupku. Heyyy... apa yang bisa aku lakukan untuk menghapus semua perasaanku yang tak berarti ini . Mengapa semuanya begitu melekat dihatiku hingga aku pun tak sanggup tuk melawannya. Terimakasih untuk cinta dan kasihmu yang telah abadi bersemayam direlung kalbuku. Kan ku jaga semampuku hingga nanti nafas ini terhenti dan tinggalkan semua kenangan terindahku bersamamu...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar